Posts Tagged ‘eunhae’

Title :: Letters With A Blue Envelope

Author :: Parkyoonha Evil Princess

Cast ::

Lee Hyuk Jae

Lee Dong Hae

Peran pembantu#plak :: KyuMin

Disclaimer :: HaeHyuk/EunHae punya Shippernya.. tapi FF beserta ide cerita, alur dan segala tetek bengeknya, murni punya Author. Jadi kegiatan copy+paste atau yang lainnya dengan tujuan memplagiat sangat dilarang… kecuali mepet hehe… dan itupun harus ijin dulu arra?

Warning :: Bukan yaoi soalnya disini Hyukienya cewek, lebay, gaje, bertele-tele, membosankan,mewajibkan review dan sebagainya(nggak terlalu bahayakan? Aman dikonsumsi setiap hari).

Summary :: bingung juga nyeritainnya. Yang jelas menceritakan dua orang manusia yang menjalin cinta dengan perantara surat beramplop biru. Tapi bagaimana jika hubungan pena mereka mendadak putus? Lost contack dan lebih parahnya kepercayaan yang mulai luntur. Oke… ffnya nggak kalah gaje kok sama summarynya#bangga. First HaeHyuk/EunHae story.

Happy reading chingu…

Suatu pagi yang cerah, Sinar mentari mulai menyapa dengan ramah setiap insan yang terjaga. Angin berhembus dengan lembut membelai kulit, dapat tercium harum pohon cemara dengan nyanyian burung yang beterbangan di atas dahannya#huh.. kecewa pada diri sendiri, niatnya sich membuat kata-kata yang puitis. Tapi jatuhnya kok malah jadi kayak cerita rakyat gini? Abaikan. Seorang yeoja yang disinyalir bernama Eunhyuk itu terlihat tengah sibuk mengotak-atik bukunya.

Terlihat jelas kalau dia sedang membuat PR, padahal dia sekarang berada di sekolah.

Siswa jaman sekarang, seringkali menyalah gunakan kata PR a.k.a pekerjaan rumah sebagai pekerjan yang ‘ah.. nggak masalah di kerjakan di sekolah toh sama-sama ngerjainkan?’ sama kayak author dulu#malah curhat.

“ya! Kau rajin sekali Hyukkie-ah..”. terlihat seorang yeoja mungil mendekatinya dan tanpa alasan yang pasti langsung mendudukkan diri disebelah yeoja yang dipanggil Hyukkie tadi(apa deh?).

“jangan menyindir Minnie-ah… aku tau kau pasti sudah mengerjakannya bukan? Pasti kau minta bantuan Kyu lagi!”.

“hehehe…”. yeoja yang dipanggil Minnie hanya nyengir kambing sambil mengacungkan jari tengah dan jari telunjuknya menunjukkan tanda ‘V’.

Hyukkie kembali terlarut dalam acara –mari membuat PR disekolah-nya. Hampir 20 menit dia menghabiskan waktu dengan rumus-rumus matematika yang membuat kepala seakan berputar dan akan segera beralih fungsi menjadi baling-baling bambu itu.

Dari gelagat dan gerak-geriknya, dia terlihat sudah menyelesaikan semua tugasnya.

Dia mulai meregangkan badan dan mengedarkan pandangannya kesegala penjuru kelas.

Namun tiba-tiba pandangannya tertumbuk pada seseorang yang berdiri dengan tampak babo di depan kelasnya.

“pangeranmu datang tuch”. Kata Hyukkie sambil menoel-noel bahu sahabatnya.

“Kyu…!”. Sungmin tampak kegirangan dan langsung berlari kearah orang yang ditunjuk Hyukkie tadi. Ternyata pangeran berwajah babo itu adalah Kyuhyun kekasih Sungmin.

Beberapa saat kemudian baik Sungmin ataupun Kyuhyun sudah tidak menampakkan batang hidungnya lagi.

Hyukkie hanya menghela nafas melihat kelakuan sahabatnya itu.

Ya… ini memang bukan kali pertamanya untuk Hyukkie. Sungmin sahabatnya itu memang selalu meninggalkannya kalau si Kyuhyun-Kyuhyun itu datang.

Dan biasanya dia baru kembali 15 menit setelah pelajaran dimulai. Keterlaluankan?

Tentu saja Hyukkie yang menjadi sahabat Sungmin sejak SMP tidak hanya berdiam diri melihat kelakuan dari sahabatnya itu. Dia selalu menasehatinya.

Namun jawaban yang diberikan Sungmin selalu sama, “ini karena cinta Hyukkie… kau mungkin tidak tau rasanya karena kau memang tidak pernah jatuh cinta. Tapi semua itu akan berubah kalau kau sudah mencintai seseorang…”.

Jawaban Sungmin itu justru membuatnya merasa takut untuk jatuh cinta. Dia berfikir kalau cinta itu hanya bisa merubah seseorang kearah negatif.

Dia merasa hidupnya akan baik-baik saja walau tanpa cinta. Toh selama ini dia baik-baik sajakan?

Tapi satu yang tidak di ketahui Hyukkie. Suatu saat cinta itu pasti akan datang. Dan ketika saatnya itu tiba, walau mati-matian menolakpun dia tidak akan bisa.

Karena cinta itu adalah sebuah kutukan… ya kutukan yang manis, walaupun sering harus ada air mata di dalamnya, tapi itulah cinta.

Sebenarnya cinta itu sudah datang, hanya saja Hyukkie tidak menyadarinya… tepatnya belum.

Eunhyuk’s POV

Hari ini hari jumatkan? Berati ini jadwalnya si amplop biru.

Tapi kenapa Kibum belum datang ya? Apa ‘dia’ tidak menitipkannya pada Kibum lagi? Huf… padahal aku sangat menanti-nanti suratnya.

Dia… Lee Dong Hae… aku sangat kagum pada dirinya. Dia sangat dewasa dan menyenangkan. Sangat berbanding terbalik dengan diriku yang labil ini.

Aku sering menceritakan semua masalahku padanya bahkan semua yang aku rasakan akhir-akhir ini, perasaanku tentang perubahan sikap Minnie.

Hari ini jadwalnya dia membalas suratku. Sedangkan aku membalas suratnya setiap hari selasa.

Cukup aneh memang, surat-suratan di zaman yang sudah secanggih ini. Kenapa tidak SMS-an saja? Atau email? Atau FB? Atau twitter mungkin? Begitulah pendapat orang kebanyakan.

Tapi..ayolah! pasti tidak akan seseru inikan? Pasti tidak akan sepuas ketika membaca bait demi bait hasil tulisan tangannya.

Tidak akan seresah saat ini karena tak kunjung mendapatkan balasan darinya.

Banyak yang bertanya padaku, kenapa tidak pacaran saja? Hm… pacaran ya? Entahlah! Aku sama sekali tidak pernah berfikir untuk merubah hubungan kami yang sekarang ini menjadi sebuah ikatan yang disebut ‘pacaran’.

Aku takut kalau hal itu hanya akan merusak konsentrasiku pada sekolah. Seperti yang terjadi pada sahabatku itu. Tanpa pacaran saja nilai-nilaiku sudah dibawah, apalagi ditambah dengan hal-hal semacam itu!

Cinta bahkan bisa merubah seorang Lee Sung Min yang dulunya pendiam dan menaruh pendidikan pada peringkat pertama dihidupnya, sekarang malah menempatkan pendidikan itu menjadi dibawah… bahkan mungkin yang paling bawah di hidupnya kini.

Sebenarnya kalau aku berniat berpacaran dengannya sekarang juga bisa. Mengingat dia itu (katanya) sangat mencintaiku.

Bahkan dia tidak pernah lupa untuk menyelipkan kata ‘saranghae’ di setiap suratnya.

Walau dia tau dengan pasti aku tak akan pernah membalas ucapannya. Ya… tidak akan pernah… mungkin.

Untuk kesekian kalinya aku melirik kearah pintu kelas.

Dan seperti melihat pencerahan dari tuhan langsung rasanya ketika melihat Kibum, sahabatnya tersenyum penuh arti padaku.

“nih suratmu… dia bilang kemarin kalian bertemu! Kenapa tidak langsung bicarakan semuanya kemarin saja? Kenapa harus pakai surat segala?”. Katanya protes. Ya aku tidak akan menyalahkannya. Dia mungkin hanya lelah karena terus-terusan menjadi ‘pak pos’ untuk kami.

“ya! Kim Kibum… kau seperti tak tau alasannya saja, sini suratnya…”. kataku sambil merebut surat beramplop biru dan berlambangkan Libra di depannya itu.

*Jam istirahat*

Aku kembali membaca kata demi kata suratnya. Senyuman tak pernah hilang dari wajahku ini.

Betapa besar pengaruh surat ini padaku. Padahal suratnya sudah terdiri dari 5 lembar kertas.

Tapi tetap saja aku merasa kurang. Ku tangkubkan surat itu di dadaku sambil memejamkan mata.

“kau terlihat senang sekali… dapat surat kabar lagi?”.

Aku mengangkat wajahku untuk melihatnya. Semakin hari dia semakin keterlaluan.

Biasanya dia akan kembali 15 menit setelah pelajaran dimulai, tapi sekarang tak tanggung-tanggung. Dia baru kembali kekelas pas jam istirahat.

“kemana saja kau?”. Aku bertanya dengan nada dingin.

“biasa… apa katanya?”. Dia mencoba mengalihkan pembicaraan. Aku langsung menyodorkan surat itu padanya.
“nih… baca sendiri…”. tapi dia langsung menepis surat itu dengan tangannya.

“sedang malas membaca surat kabar…kenapa tak kau ceritakan saja?”.

“Lee Sungmin… kau dipanggil keruangan kepala sekolah”. Kata ketua kelasku sambil menepuk punggung Minnie.

Aku dan dia langsung berpandangan tak mengerti. Tapi sedetik kemudian aku merasakan raut wajah Minnie berubah.

Dia tampak gugup dan ketakutan. Aku jadi tambah bingung melihat keadaan ini.

“Hyukkie… aku pergi dulu..”. dia bicara dengan senyum yang dipaksakan.

Kenapa aku jadi segugup ini? Apa yang akan terjadi pada Minnie? Aku menunggunya dengan harap-harap cemas. Seperti seorang suami yang menunggui istrinya melahirkan karena operasi.

Beberapa menit kemudian dia kembali dan langsung menghempaskan tubuhnya di kursi sebelahku.

Kelas sedang sepi sekarang, hanya aku dan dia diruangan ini. Mungkin karena masih jam istirahat.

Lama kami terdiam, akhirnya aku memilih untuk bertanya padanya.

“ada apa Minnie-ah?”.

Dia mendongakkan wajah sambil tersenyum lembut.

“Hyukkie-ah… aku di DO…”. katanya dengan nada santai.

Aku tersenyum kearahnya.

“benarkah? Selamat ya…!”. kataku sambil mengacak-acak rambutnya. Tapi dia langsung menangkis tanganku dengan lembut dan menatapku dalam.

“aku serius… Hyukkie… aku hamil…”. Senyumku seketika itu memudar.

“Min.. kau.. bercandakan?”.

“aniyeo Hyukkie… aku serius…”. aku langsung berjalan kemeja guru dan duduk disana. Kenapa harus meja guru? Entahlah. Karena kejadian aslinya memang seperti ini.

“hahaha… kau lucu sekali Minnie-ah? Sekarang kau mau bilang Kyu adalah ayah dari anak itu.. dan kalian akan menikah dan hidup bahagia selamanya, seperti di dongeng-dongeng itu iyakan?” kataku jengah.

Sebenarnya aku sudah pernah mebayangkan hal ini. Tapi aku tak menyangka kalau hal ini benar-benar akan terjadi. Dan rasanya juga ternyata sangat menyakitkan.

“Hyukkie… kau marah padaku?”. Katanya sambil mendekatiku.

Aku langsung memandang tajam kearahnya.

“tolong katakan sekali saja, kau Cuma bercandakan?”.

“sayangnya tidak…”. Aku langsung mencengkram taplak meja dan menariknya dengan kuat.

Tak perduli vas bunga yang jatuh akibat perbuatanku itu.

“Min… kau tau? Kau adalah manusia yang paling br*ngs*k yang pernah ku kenal! Kau bahkan tidak terlihat menyesali perbuatanmu itu!”. Hardikku penuh emosi.

“Hyukkie… kenapa aku harus menyesal? Cinta itu bukan sesuatu yang harus kau sesali…”. katanya dengan nada yakin.

“omong kosong! Cinta yang kau maksud itu adalah hal yang akan merusak masa depanmu kau tau!” aku menyeka air mataku dengan taplak meja yang sudah tak berbentuk lagi, “bahkan kau baru kelas 3 SMA, tinggal sedikit lagi! Apa kau tidak bisa menunggu sedikit lagi hah? Dan Kyuhyun… dia bahkan baru kelas 1 SMA!”.

Aku menjerit frustasi sambil terus menyeka air mataku . dapat kurasakan taplak meja ini basah.

Aku benar-benar sakit karena keadaan ini. Minnie adalah satu-satunya sahabatku.

Bukan karena aku tidak dengan yang lain.

Tapi yang membuat hubungan kami berbeda adalah karena kami sangat dekat.

Kemana-mana berdua, bahkan saat SMP kami di gosipkan menyukai sesama jenis.

Tapi kami dapat menjalani hari-hari berat itu bersama. Dan sekarang… hanya karena masalah seperti ini, aku harus kehilangan dia.

Kalau kalian dalam posisiku apa kalian bisa menerimanya dengan mudah?

“aku memang baru kelas 1 SMA noona, tapi cintaku pada Minnie tulus, bukan sekedar isapan jempol!”.

Aku langsung menatap tajam pada sosok yang sedang berdiri di depan pintu itu.

Aku sangat membencinya sekarang. Karena dia aku harus kehilangan sahabat terbaikku. Karena dia, masa depan sahabatku hancur.

“pikiran kalian itu sangat dangkal! Kalian hanya bicara tentang cinta! Pada akhirnya cinta itulah yan membuat kalian hancur!”. Emosiku semakin meledak.

“berhenti berfikiran seperti itu Hyukkie! Yang dangkal itu kau! Kau hanya tidak bisa menilai cinta. Itu karena kau belum pernah merasakannya. Belum mengerti makna cinta yang sebenarnya. Dan ini… aku sama sekali tidak menganggapnya sebagai dosa. Malah aku bahagia karena ternyata aku akan memiliki anak dari namja yang sangat aku cintai. Dan kami akan segera menikah…”. Minnie bicara panjang lebar.

“jadi kau mau aku bersikap bagaimana? Tertawa bahagia dan mengucapkan selamat pada kalian begitu?”. Kataku dengan nada yang tajam dan dingin.

“kami hanya berharap kau hadir di pernikahan kami..”.

“tidak akan!”.

“aku mohon… aku sama sekali tidak perduli pada reaksi orang lain.. mau mereka menghinaku, mentertawaiku atau jijik padaku. Tapi yang paling penting bagiku adalah dirimu… karena kau sahabatku…”.

Aku hanya terdiam mendengarkan ucapannya.

Sahabat eh? Kalau aku sahabatnya kenapa baru sekarang dia mengatakannya padaku? Itulah yang paling membuatku sakit hati.

Biasanya masalah apapun dia akan menceritakannya padaku. Tapi kenapa hal yang sebesar ini baru diceritakannya sekarang?

Disaat tak ada lagi pilihan selain menceritakannya?

“baiklah… mungkin permohonanku itu terlalu sulit untukmu… tapi setidaknya tolong restui hubungan kami… aku pergi … sampai jumpa hyukkie-ah…”.

Bagus… dia pergi sekarang… benar-benar pergi. Dan aku hancur sekarang.

Disaat seperti ini hanya ada satu orang yang bisa menenangkanku… si amplop biru…

Dong Hae oppa? Ottokke? Apa yang harus aku lakukan?

TBC

Cuap-cuap dikit:

Hoah… oke di chap ini EunHae/HaeHyuk moment nya belom dapet ya… tapi di chap depan pasti banyak soalnya aku bikin nih ff jadi two shoot…

Ini kisah nyata onnieku yang aku curi dan kujadikan ff.. haha mian on… wekekeke… oh ya disini saya buat Hae lebih tua dari Eunhyuk nggak masalah ya?

Oke… adakah reader yang bersedia untuk membaca dan mereview? Ku harap ada. Dan sekali lagi koment dalam bentuk apapun saya terima. Asal jangan kasar-kasar ya? Soalnya jantung saya nggak terlalu kuat. Oke… sekian… mudah-mudahan ada yang suka ya…